-->

02/11/2025

Banjir Rendam Desa Kutorenon Lumajang, Warga Dievakuasi Gunakan Perahu Karet


Lumajang, (Onenewsjatim) –
Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur wilayah Kabupaten Lumajang, Sabtu (1/11/2025) malam, menyebabkan banjir merendam permukiman warga di Dusun Biting, Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono. 

Genangan air setinggi 80 hingga 100 sentimeter membuat sebagian rumah warga terendam hingga separuh dinding.

Pantauan langsung di lapangan, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang bersama aparat desa tampak sibuk mengevakuasi warga menggunakan perahu karet. 

Beberapa warga yang enggan meninggalkan rumah memilih bertahan di lantai dua atau rumah kerabat yang lebih tinggi.

Salah satu warga, Aldi (29), mengaku sempat nekat menembus banjir untuk pulang ke rumahnya. Ia bahkan menggendong sepeda motor matic miliknya di atas pundak dibantu tiga teman agar tidak terendam air.

“Air sudah setinggi dada orang dewasa. Saya takut kalau motor saya rusak, jadi saya angkat saja bareng teman-teman. Setelah sampai di tempat yang kering, baru saya hidupkan lagi,” ujar Aldi, saat ditemui di lokasi.

Kepala Desa Kutorenon, Faisal Rizal, menjelaskan bahwa banjir menggenangi tiga wilayah RW di desanya.

“Sementara ini ada tiga RW yang terdampak, mulai dari RW 8 sampai 10. Untuk jumlah kepala keluarga yang terdampak masih kami lakukan pendataan. Petugas dan relawan terus melakukan pemantauan di lapangan,” ungkap Rizal.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan asesmen cepat di lokasi kejadian. Selain mengevakuasi warga, BPBD juga mulai menyalurkan bantuan logistik bagi korban terdampak.

“Kami sudah kirim makanan siap saji ke rumah-rumah warga yang menolak dievakuasi. Saat ini tim masih siaga di lapangan untuk antisipasi kemungkinan hujan susulan,” jelas Yudhi. (Imam)


25/10/2025

Taman Bunga Destinasi Baru di Lereng Semeru Daya Tarik Wisata Pronojiwo


Lumajang, (Onenewsjatim)
– Pesona wisata di Kabupaten Lumajang kian berkembang dengan munculnya destinasi baru yang memadukan keindahan alam dan kreativitas masyarakat.

Terbaru, sebuah taman bunga warna-warni yang terletak di kawasan Kali Kebo, Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, resmi diperkenalkan kepada publik dengan nama “Puspa Adi Warna”, yang berarti taman bunga bermacam warna.

Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar yang meresmikan langsung taman bunga tersebut mengapresiasi semangat warga setempat dalam mengelola potensi alam menjadi destinasi wisata yang menarik.

“Taman bunga ini bukan hanya cantik, tetapi juga simbol semangat dan kreativitas warga Pronojiwo dalam mengelola kekayaan alam menjadi daya tarik wisata. Saya juga sudah menyarankan beberapa tambahan seperti lampu-lampu dan dekorasi agar spot selfienya semakin indah dengan latar Gunung Semeru,” ujar Bunda Indah.

Menurutnya, keberadaan taman bunga di lereng Semeru ini sangat cocok dijadikan sebagai tempat rekreasi keluarga.

“Cocok sekali untuk wisata keluarga. Selain udara yang sejuk, pemandangannya juga luar biasa,” imbuhnya.

Sementara itu, Ciko, selaku pengelola sekaligus pemilik taman bunga, mengungkapkan bahwa destinasi miliknya kini mulai dikenal hingga ke mancanegara.

“Sekarang sedang booming di media China, mereka menyebutnya ‘lautan bunga’, apalagi dengan view Gunung Semeru yang jadi latar belakangnya,” ujarnya.

Ciko menjelaskan, harga tiket masuk untuk wisatawan lokal dibanderol Rp10.000, sedangkan wisatawan asing dikenakan Rp20.000. 

Ke depan, pihaknya juga tengah mengembangkan kawasan sekitar taman bunga dengan konsep wisata terpadu yang memadukan spot sunrise, camping ground, dan glamping.

“Kami ingin membuat satu paket wisata lengkap mulai dari Taman Bunga, sunrise Pronojiwo, hingga area glamping dan campervan. Jadi wisatawan bisa bermalam di sini agar bisa menikmati keindahan matahari terbit yang menakjubkan,” ungkapnya.

Selain menjadi daya tarik wisata baru, keberadaan Taman Bunga Puspa Adi Warna juga diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lumajang.

“Alhamdulillah, taman bunga ini sudah terdaftar di BPRD. Harapannya bisa ikut menaikkan PAD dari sektor pariwisata di wilayah Pronojiwo,” pungkas Ciko.

Dengan konsep wisata alam yang menonjolkan keindahan panorama Gunung Semeru serta potensi sunrise dan sunset yang memukau, Taman Bunga Puspa Adi Warna diyakini akan menjadi magnet baru bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Lumajang.


23/10/2025

1.000 Pekerja dan Buruh Hadiri Apel Kebangsaan di Mapolda Jatim


Surabaya, (Onenewsjatim) -
Polda Jawa Timur menggelar Apel Kebangsaan yang diikuti oleh lebih kurang 1.000 peserta termasuk Serikat Pekerja dan Serikat Buruh se Jawa Timur di Lapangan Mapolda Jatim, Kamis (23/10/2025). 

Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi dan wujud dukungan para pekerja terhadap Polri dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Jawa Timur.

Apel dipimpin langsung oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Drs. Nanang Avianto, M.Si diikuti Wakapolda Jatim, Brigjen Pol Dr. Pasma Royce, para Pejabat Utama Polda Jatim.

Dalam amanatnya, Kapolda Jatim menyampaikan apresiasi atas kehadiran para pekerja dan buruh yang turut menunjukkan komitmen kebangsaan dan kepedulian terhadap keamanan wilayah.

“Kehadiran bapak ibu sekalian adalah kebanggaan bagi kami. Ini menjadi bukti bahwa Polri dan buruh adalah mitra strategis dalam menjaga kamtibmas yang kondusif di Jawa Timur,”tutur Irjen Pol Nanang.

Kapolda Jatim menjelaskan, apel kebangsaan ini juga menjadi bagian dari upaya bersama membangun cooling system di tengah dinamika sosial masyarakat. 

Irjen Pol Nanang menegaskan pentingnya menjaga semangat persatuan serta tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah bangsa.

“Melalui apel ini kita gaungkan semangat Jogo Jawa Timur. Ini bukan sekadar slogan, tapi komitmen untuk saling menjaga dan mendukung demi kemajuan bersama,”tegas Irjen Nanang.

Menurut Irjen Nanang, situasi kamtibmas yang kondusif menjadi kunci utama bagi tumbuhnya perekonomian daerah. 

Karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama serikat pekerja dan buruh, untuk terus berperan aktif menjaga keamanan serta mendukung program-program pemerintah menuju Indonesia Emas 2045.

“Mari kita bergotong royong menjaga stabilitas Jawa Timur agar tetap aman, nyaman, dan tenteram. Dengan situasi yang kondusif, roda perekonomian dapat berjalan dengan baik,” tutupnya.

Apel kebangsaan ini juga digelar secara serentak di seluruh jajaran Polda Jawa Timur sebagai bentuk sinergi antara Polri, pekerja, dan masyarakat dalam memperkuat rasa kebangsaan serta mendukung terciptanya Jawa Timur sebagai Gerbang Nusantara Baru. (*)

21/10/2025

Kurang dari 24 Jam, Polres Ngawi Ungkap Kasus Curanmor 17 TKP Lintas Provinsi


Ngawi, (Onenewsjatim)
-  Polres Ngawi Polda Jatim berhasil mengungkap kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) roda dua lintas provinsi, kurang dari 24 jam.

Total ada 17 Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang tersebar di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. 

Hal itu disampaikan oleh Kapolres Ngawi, AKBP Charles Pandapotan Tampubolon saat konferensi pers pengungkapan kasus ini di ruang guyup Polres Ngawi, Polda Jatim pada Senin (20/10/2025).

Dalam keterangannya, Kapolres Ngawi menjelaskan bahwa pelaku utama, S alias Benjo (45), warga Klaten, Jawa Tengah, merupakan residivis kambuhan dengan Lima kali riwayat pidana kasus penipuan dan penggelapan sepeda motor. 

"Pelaku S diketahui baru bebas dari Lapas Klaten pada Agustus 2025, namun kembali melakukan aksi kejahatan yang sama, " ujarnya.

Kejadian terbaru terjadi pada Jumat pagi, 17 Oktober 2025, sekitar pukul 09.30 WIB, di sebuah bengkel dinamo milik warga di Desa Puhti, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi. 

Pelaku berpura-pura memperbaiki dinamo truk, lalu secara diam-diam membawa kabur sepeda motor milik korban sekaligus pelapor asal Madiun.

Korban sempat menunggu hingga pukul 13.00 WIB, namun pelaku tak kunjung kembali. Merasa menjadi korban pencurian, korban langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Karangjati Polres Ngawi.

Berdasarkan laporan tersebut, Satreskrim Polres Ngawi yang dipimpin  Kasat Reskrim AKP Aris Gunadi  langsung bergerak cepat dan melakukan penyelidikan. 

Akhirnya kurang dari 24 jam, Satreskrim berhasil menemukan motor tersebut di rumah W (42), warga Sidoarjo, dan SI alias Jibrut (34), warga Nganjuk. Keduanya mengakui bahwa motor tersebut didapat dari S.

“Setelah dilakukan interogasi, S mengakui tidak hanya melakukan pencurian di Ngawi, tetapi juga di 16 lokasi lain di Jawa Timur dan Jawa Tengah,” ungkap AKBP Charles.

17 lokasi berbeda, dengan rincian sebagai berikut di Jawa Timur yaitu Ngawi (1 TKP), Madiun (1 TKP), Tuban (1 TKP), dan di Jawa Tengah adalah Sragen (1 TKP), Solo (1 TKP), Klaten (7 TKP), Sukoharjo (2 TKP), Boyolali (3 TKP)

Barang bukti yang berhasil diamankan antara lain lima unit sepeda motor, termasuk satu unit Honda Supra X 125 dengan nomor Polisi AE-4513-FO yang dilaporkan hilang di Ngawi, dan beberapa kendaraan tanpa pelat nomor dari TKP lain.

Kapolres Ngawi menegaskan bahwa ketiga pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Polres Ngawi. Mereka dijerat dengan pasal berbeda sesuai peran masing-masing.

Kepada para pelaku dikenakan Pasal 362 KUHP tentang pencurian, dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara dan Pasal 480 KUHP tentang penadahan, dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun penjara.

“Ini adalah bentuk komitmen kami dalam memberantas kejahatan jalanan dan tindak kriminal yang meresahkan masyarakat. Kami akan terus dalami apakah ada jaringan lain yang terlibat dalam kasus ini,” pungkas AKBP Charles. (Red)

17/10/2025

Ratusan Santri Jember Gelar Aksi Damai Tuntut Klarifikasi Trans7 soal Xpose Uncensored


Jember, (Onenewsjatim)
– Ratusan santri bersama para alumni pondok pesantren yang tergabung dalam Aliansi Santri Jember menggelar aksi unjuk rasa di depan Transmart Jember, Jawa Timur, Kamis (17/10/2025).

Massa santri menuntut Trans7 untuk meminta maaf secara terbuka atas tayangan program Xpose Uncensored, yang dinilai telah merendahkan martabat kiai serta mencoreng citra Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri.

Komandan Santri Jember, Ayub Junaidi, dalam orasinya menegaskan bahwa para santri merasa tersinggung dan terluka atas tayangan yang dianggap menyudutkan dunia pesantren.

“Kami tidak terima pesantren digambarkan sebagai tempat perbudakan. Tayangan itu mencederai perjuangan para kiai dan lembaga pesantren yang ikut membangun bangsa ini,” ujar Ayub di sela aksi.

Ayub menjelaskan, pihaknya membawa empat tuntutan utama kepada Trans7. Pertama, meminta agar stasiun televisi tersebut menyiarkan permohonan maaf secara terbuka selama tujuh hari berturut-turut di jam tayang utama. 

Kedua, menghentikan segala bentuk kelalaian redaksional serta memperbaiki sistem produksi dan pengawasan konten. Ketiga, mendesak Dewan Pers memberikan sanksi tegas terhadap Trans7. 

Keempat, menuntut permintaan maaf secara resmi kepada seluruh santri, pengasuh, dan komunitas pesantren di Indonesia.

“Kami ingin ada tanggung jawab moral dan etik dari pihak Trans7. Dunia pesantren harus dihormati, bukan dijadikan bahan sensasi,” tegasnya.

Sementara itu, Koordinator Manajer Transmart Jember, Nur Wahid, yang menemui para peserta aksi, menyampaikan permohonan maaf atas munculnya tayangan tersebut. Ia berjanji akan menyampaikan seluruh aspirasi dan tuntutan para santri ke pihak manajemen pusat Trans7 di Jakarta.

“Kami memahami kekecewaan para santri. Kami mohon maaf atas kekhilafan yang terjadi, dan kami pastikan pesan ini akan segera kami teruskan ke pusat,” tutur Wahid di hadapan ratusan peserta aksi.

Usai berorasi di depan Transmart, para santri kemudian melanjutkan aksi damai mereka menuju Pendopo Wahyawibawagraha untuk menyampaikan aspirasi langsung kepada Bupati Jember Muhammad Fawait.

Di lokasi tersebut, Bupati Fawait bersama Ketua PCNU Jember, KH. Abdullah Syamsul Arifin, turut memberikan dukungan terhadap aspirasi para santri. Keduanya sepakat bahwa pemberitaan dalam program Trans7 tersebut telah menimbulkan kesan negatif terhadap pesantren dan para kiai.

“Kami mendukung langkah para santri yang memperjuangkan marwah pesantren. Pemberitaan seperti itu harus diluruskan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat,” ujar Bupati Fawait.

Aksi damai yang berlangsung tertib itu kemudian diakhiri dengan doa bersama dan pembacaan pernyataan sikap oleh perwakilan santri.

11/10/2025

Penyidikan Kasus Ponpes Al Khoziny Dimulai, Polda Jatim Panggil Sejumlah Saksi


Surabaya, (Onenewsjatim)–
Kepolisian Daerah Jawa Timur terus melanjutkan proses hukum terkait peristiwa robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. 

Setelah status kasus ini resmi dinaikkan ke tahap penyidikan, tim gabungan penyidik Polda Jatim kini mulai fokus mengumpulkan bukti-bukti yang relevan guna menemukan pihak yang bertanggung jawab.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast menjelaskan, peningkatan status ini menandai langkah lanjutan penegakan hukum yang kini diarahkan pada pembuktian unsur pidana. 

“Dengan ditingkatkannya status menjadi penyidikan, tim penyidik Polda Jatim akan mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan peristiwa pidana yang terjadi guna menemukan tersangkanya,” ujar Kombes Pol Abast di RS Bhayangkara Surabaya, Jum'at (10/10/2025).

Menurut Kombes Pol Abast, tim penyidik gabungan dari Ditreskrimum dan Ditreskrimsus Polda Jatim saat ini tengah bekerja secara sistematis sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. 

“Untuk dapat menemukan siapa tersangkanya, tim penyidik Polda Jatim melakukan sesuai dengan prosedur hukum atau sesuai dengan KUHAP. Itu yang sekarang sedang dilakukan,” jelas Kombes Abast.

Lebih lanjut, Kabid Humas Polda Jatim mengatakan mulai pekan depan pihaknya telah menjadwalkan pemanggilan terhadap sejumlah saksi. 

Kombes Pol Abast menegaskan, para saksi yang dipanggil adalah mereka yang dinilai memiliki keterkaitan langsung dan relevansi dengan peristiwa robohnya bangunan di Ponpes Al Khoziny tersebut.

“Kami sudah mulai membuat pemanggilan terhadap beberapa saksi yang relevan," ujar Kombes Pol Abast.

Kabid Humas Polda Jatim ini juga menegaskan, tidak serta merta 17 saksi yang sudah pernah dimintai keterangan ditahap penyelidikan otomatis akan diperiksa kembali di tahap penyidikan. 

"Yang akan kita panggil lagi hanya yang dinilai memiliki relevansi langsung dengan kejadian robohnya bangunan tersebut, jadi semua akan berproses sesuai kebutuhan pembuktian,” tegas Kombes Abast.

Ia menjelaskan bahwa saksi yang telah diperiksa di tahap penyelidikan bisa saja kembali dipanggil di tahap penyidikan, tergantung relevansi keterangannya terhadap pembuktian unsur pidana. 

“Saksi yang dimintai keterangan di awal belum tentu akan sama di tahap penyidikan. Begitu juga sebaliknya, bisa muncul saksi baru yang memiliki keterangan penting,” ujar Kombes Pol Abast.

Ditegaskan pula oleh Kombes Pol Abast bahwa proses hukum ini dijalankan secara hati-hati dan proporsional, mengingat sebagian saksi berasal dari keluarga korban yang masih berduka. 

“Kami mohon pengertian dari rekan-rekan media dan masyarakat. Proses hukum tetap berjalan, namun kami tentu tidak tergesa-gesa. Kami menghormati keluarga korban yang sedang berduka,” tegas mantan Kabid Humas Polda Jawa Barat ini.

Kombes Pol Abast memastikan Polda Jatim akan terus memberikan informasi terbaru kepada publik secara berkala. 

“Kami sudah memanggil beberapa saksi, tentunya lebih dari satu. Mudah-mudahan semuanya bisa hadir. Nanti kami akan sampaikan update perkembangan penyidikan secara bertahap,” pungkasnya. (Red)

Tim DVI Polda Jatim Berhasil Identifikasi 50 Jenazah Korban Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo


Surabaya, (Onenewsjatim)
– Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur kembali mengumumkan perkembangan hasil identifikasi korban tragedi robohnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. 

Hingga Jumat malam (10/10/2025), tim DVI Polda Jatim berhasil mengidentifikasi 3 kantong jenazah tambahan yang terdiri dari 2 jenazah utuh dan 1 body part.

Hal itu seperti disampaikan oleh Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast di RS Bhayangkara Surabaya, Jumat (10/10/25).

“Pada malam hari ini kami menyampaikan update penanganan jenazah korban robohnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo hasil operasi Tim DVI," ujar Kombes Pol Abast.

Dikesempatan yang sama Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Pol Dr. dr. M. Khusnan Marzuki, selaku Komander DVI menjelaskan bahwa hasil identifikasi terbaru menunjukkan 3 kantong jenazah berhasil dikenali dengan metode medis, gigi, dan DNA.

"Kantong jenazah nomor PM RSB B-031 teridentifikasi melalui data gigi dan medis, cocok dengan nomor AM 051, atas nama Moh. Alfin Mutawakkilalallah (17 tahun), asal Desa Lomaer, Blega, Bangkalan," terang Kombes Pol Khusnan.

Kantong jenazah nomor PM RSB B-049,lanjut Kombes Pol Khusnan teridentifikasi melalui gigi dan medis, cocok dengan nomor AM 004, atas nama Muhammad Iklil Ibrahim Al Aqil (15 tahun), asal Dusun Tegal Gebang, Sukorejo, Bangsalsari, Jember.

Sedangkan Satu body part nomor PM 056.1 teridentifikasi secara DNA dan medis, cocok dengan nomor PM 030, yang sebelumnya telah teridentifikasi sebagai Mochammad Haikal Ridwan (14 tahun), asal Dusun Barat Leke, Sendang Dajah, Labang, Bangkalan.

“Dengan tambahan ini, tim gabungan hingga malam ini telah berhasil mengidentifikasi total 50 korban dari 67 kantong jenazah yang diterima,” tambah Kombes Pol Khusnan.

Lebih lanjut, Kabid Dokkes Polda Jatim menyampaikan bahwa saat ini masih tersisa 14 kantong jenazah yang sedang dalam proses pemeriksaan. 

Dari total 67 kantong yang diterima, 53 kantong sudah berhasil diidentifikasi menjadi 50 korban.

“Untuk jumlah akhir, kita masih menunggu hasil pemeriksaan DNA. Kami mohon kesabaran keluarga karena proses ini memerlukan ketelitian dan waktu,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa keluarga korban yang telah teridentifikasi, termasuk keluarga Muhammad Haikal Ridwan, sudah dihubungi pihak kepolisian untuk proses penyerahan jenazah sesuai permintaan keluarga.

Sementara itu Kabid DVI Pusdokkes Polri, Kombes Pol Wahyu Hidayati menjelaskan bahwa pemeriksaan terhadap sisa kantong jenazah saat ini memasuki tahap yang lebih sulit karena kondisi sampel yang kurang baik.

“Semakin sedikit hasil yang dirilis bukan berarti kami berhenti bekerja, tetapi karena sampel DNA yang tersisa kualitasnya tidak sebagus sebelumnya,” tutur Kombes Pol Wahyu.

Menurutnya, proses identifikasi dengan DNA membutuhkan waktu lebih lama bila jumlah DNA yang dapat dideteksi sedikit. 

“Sampelnya sudah mulai sulit, sebagian berupa body part. Karena itu kami tidak bisa memastikan jumlah pasti jenazah sebelum pemeriksaan selesai. Kami mohon keluarga bersabar,” ujarnya.

Kombes Pol Wahyu juga menegaskan bahwa dari total 67 kantong jenazah, jumlah korban yang dilaporkan hilang sebenarnya 63 orang. 

“Kantong jenazah itu belum tentu sama dengan jumlah korban, karena bisa saja satu korban terdiri dari, lebih dari satu kantong jenazah,”pungkasnya.

Polda Jawa Timur bersama Pusdokkes Polri terus melanjutkan operasi DVI dengan dukungan ahli forensik dan laboratorium DNA untuk memastikan seluruh korban dapat teridentifikasi secara ilmiah. (Red)

10/10/2025

Delapan Korban Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Kembali Teridentifikasi, Total 48 Jenazah Sudah Dikenali


Surabaya, (Onenewsjatim)
- Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur kembali mengumumkan hasil terbaru proses identifikasi jenazah korban robohnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. 

Hingga Kamis (9/10/2025), Delapan jenazah tambahan berhasil teridentifikasi secara resmi.

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Jules Abraham Abast menyampaikan, tim DVI bekerja tanpa henti sejak hari pertama kejadian dengan dukungan berbagai instansi dan para ahli termasuk dari Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).

“Update penanganan jenazah korban robohnya Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Tim DVI Polda Jatim menyatakan 8 jenazah telah terindentifikasi,” ujar Kombes Pol Abast di Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya, Kamis (9/10/2025).

Ia menambahkan, hasil identifikasi terbaru mencakup Delapan kantong jenazah yang berhasil dicocokkan dengan data antemortem dari keluarga.

Sementara itu, Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Pol Dr. dr. M. Kusnan Marzuki menjelaskan bahwa seluruh hasil identifikasi tersebut didapat melalui berbagai metode ilmiah, termasuk pemeriksaan gigi, DNA, data medis, serta properti pribadi korban.

“Pada hari ini, Kamis tanggal 9 Oktober 2025, tim DVI Polda Jatim telah berhasil melaksanakan identifikasi terhadap Delapan kantong jenazah yang seluruhnya cocok dengan delapan nomor antemortem,” jelasnya.

Delapan korban yang berhasil teridentifikasi diantaranya adalah :

1. Moch. Adam Fidiansyah (12) — Masangan Kulon, Sukodono, Sidoarjo

2. Muhammad Raihan Jamil (14) — Krembangan, Surabaya

3. Mohammad Abdul Rohman Nafis (15) — Pulungan, Sedati, Sidoarjo

4. M. Ghifari Chasbi (15) — Tamansari, Pasuruan

5. Moh. Toni Afandi (14) — Sidotopo, Surabaya

6. Ach. Ramzi Fariki (15) — Padurenan, Bogor

7. Abdullah As Syadid (16) — Alas Kokon, Bangkalan

8. Arif Afandi (15) — Wonorejo, Tegalsari, Surabaya

Kombes Pol Kusnan juga menyampaikan bahwa hingga saat ini, tim DVI gabungan telah berhasil mengidentifikasi 48 dari total 67 kantong jenazah yang diterima. 

“Kami tetap melakukan pencocokan data melalui antemortem dan postmortem agar keluarga korban tidak terlalu lama menunggu. Hasil identifikasi juga kami pastikan selalu sesuai dengan hasil pemeriksaan DNA,” tandasnya.

Sementara itu, Kabid DVI Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Wahyu Hidayati menambahkan, tim di lapangan menghadapi sejumlah tantangan teknis dalam proses identifikasi.

Ia mengungkapkan beberapa jenazah ditemukan dalam kondisi yang tidak utuh, sehingga pemeriksaan non-DNA menjadi sulit. 

"Namun kami tetap berupaya melakukan penyisiran ulang dan pencocokan manual agar prosesnya bisa lebih cepat,” ujar Kombes Pol Wahyu.

Hingga kini, operasi DVI Polda Jawa Timur masih terus berjalan. Tim forensik gabungan dari Polda Jatim, Pusdokkes Polri, dan PDFI berkomitmen untuk menuntaskan seluruh proses identifikasi dengan teliti dan penuh kehati-hatian sebelum diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing. (*)

09/10/2025

Polda Jatim Ambil Alih Penyelidikan Kasus Robohnya Bangunan Ponpes Al-Khoziny


Surabaya, (Onenewsjatim)
– Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Pol Drs. Nanang Avianto,M.Si menyampaikan perkembangan terkini penanganan kasus robohnya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang terjadi pada Senin (29/9/2025) lalu. 

Dalam keterangan resminya, Kapolda Jatim menegaskan bahwa fokus utama kepolisian sejak awal adalah penyelamatan korban, diikuti dengan langkah hukum yang kini telah masuk tahap penyelidikan mendalam.

Pada saat kejadian, para santri sedang sholat Asar berjamaah. 

Lokasi yang runtuh meliputi musala dan asrama putra yang masih dalam proses konstruksi dan pengecoran. 

"Dugaan awal penyebabnya adalah failure of construction atau kegagalan konstruksi,” ujar Irjen Pol Nanang Avianto di RS Bhayangkara Surabaya,Rabu malam (8/10/2025) .

Kapolda Jatim menjelaskan, langkah cepat dilakukan jajaran Polresta Sidoarjo dengan membuat laporan Polisi, disertai sinergi lintas instansi dalam operasi kemanusiaan. 

“Kami kedepankan aspek kemanusiaan dengan melakukan evakuasi dan pertolongan korban,”tegas Irjen Nanang.

Berdasarkan data terakhir, total korban dalam peristiwa ini mencapai 171 orang, terdiri dari 67 meninggal dan 104 korban luka. 

Dari jumlah tersebut, 34 jenazah telah teridentifikasi oleh tim DVI Polda Jatim, sementara sisanya masih menunggu hasil identifikasi lanjutan.

“Korban yang sudah teridentifikasi telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Kami berikan pelayanan terbaik kepada para keluarga korban,” ujar Kapolda Jatim.

Pasca-evakuasi dan pembersihan lokasi, Polda Jatim resmi mengambil alih proses penyelidikan dari Polresta Sidoarjo. 

Tim gabungan dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) kini menangani perkara tersebut.

Kapolda Jatim mengatakan penyidikan dilakukan berdasarkan laporan polisi LP/A4/IX/2025/SPKT Unit Reskrim Polsek Buduran. 

"Kami libatkan tim ahli, baik dari bidang teknik sipil maupun hukum pidana, untuk menentukan penyebab pasti kegagalan konstruksi,” terang Irjen Pol Nanang.

Sejauh ini, penyidik telah memeriksa 17 saksi, dan jumlah ini masih akan berkembang. 

Adapun pasal yang disangkakan meliputi Pasal 359 KUHP dan/atau Pasal 360 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan kematian atau luka berat. 

Pasal 46 ayat (3) dan/atau Pasal 47 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, terkait pemenuhan persyaratan teknis pembangunan.

“Hari ini kami rencanakan gelar perkara untuk meningkatkan status dari penyelidikan ke penyidikan,” kata Kapolda Jatim.

Terkait kemungkinan pimpinan ponpes menjadi tersangka, Kapolda Jatim menegaskan proses masih berjalan. 

“Belum ada penetapan tersangka. Kami masih memeriksa saksi-saksi, termasuk pihak yang bertanggung jawab dalam pengurusan pondok pesantren tersebut. Semua berjalan sesuai mekanisme hukum,” tegasnya.

Kapolda Jatim juga menegaskan bahwa penyidikan dilakukan secara objektif dan profesional tanpa pandang bulu. 

“Setiap orang sama kedudukannya di depan hukum. Kami tegaskan tidak ada perlakuan khusus bagi siapa pun,” tegas Irjen Nanang.

Sebagai langkah preventif, Irjen Pol Nanang menyampaikan bahwa pihaknya telah memerintahkan seluruh jajaran Polres di Jawa Timur untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah dan Satpol PP dalam melakukan pengecekan serta risk assessment terhadap bangunan pondok pesantren di wilayah masing-masing.

“Ini juga arahan dari Presiden dan koordinasi dengan Forkopimda Jawa Timur. Kami akan bantu pemerintah daerah dalam memastikan pembangunan pondok pesantren memenuhi standar keselamatan dan kelayakan,” ungkapnya.

Kapolda berharap peristiwa tragis ini menjadi pembelajaran penting bagi semua pihak.

“Dalam membangun apa pun harus ada perencanaan dan pengawasan yang matang. Jangan sampai terjadi lagi kejadian seperti ini yang mengorbankan anak-anak kita. Mari bersama-sama memperbaiki agar ke depan lebih baik,” pungkas Kapolda Jatim. (Red)

08/10/2025

Empat Saudara Asal Probolinggo Selamat dari Reruntuhan Ponpes Al Khoziny


Probolinggo, (Onenewsjatim)
— Empat santri bersaudara asal Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menjadi bagian dari sedikit korban yang berhasil selamat dalam tragedi ambruknya musholla Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, pada awal pekan lalu.

Meski mengalami luka, keempatnya tetap menunjukkan semangat luar biasa dan bertekad untuk kembali menimba ilmu di pondok setelah kondisi mereka pulih.

Saat ini, mereka tengah menjalani masa pemulihan di rumah orang tua mereka yang berada di Desa Sepuh Gembol, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo.

Keempat santri tersebut adalah Maulana Ibrahim Zainul Yaqin (18), M. Alvin Ramadhani (18), Zainul Hakim Muzakki (15), dan Syailendra Haikal.

Dari keempat bersaudara itu, hanya Syailendra Haikal yang masih mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Sidoarjo. Ia berhasil dievakuasi oleh tim SAR beberapa hari setelah kejadian dalam kondisi lemah. Saat ditemukan, Haikal berada di bawah tubuh seorang santri lain yang tewas dalam posisi sujud, diduga tengah melindunginya.

Sementara tiga saudaranya kini telah diperbolehkan pulang dan menjalani perawatan di rumah. Maulana Ibrahim, kakak tertua, mengalami luka serius di pergelangan kaki kiri akibat tertimpa beton dan sempat menjalani operasi selama dirawat tiga hari di rumah sakit.

“Alhamdulillah, meski harus menahan sakit, anak kami masih diberi keselamatan,” tutur Sulastri, ibu Maulana Ibrahim, dengan mata berkaca-kaca.

Berbeda dengan sang kakak, M. Alvin Ramadhani hanya mengalami luka ringan di bagian kepala akibat benturan material bangunan. Ia kini melanjutkan proses pemulihan di rumah.

Sementara itu, Zainul Hakim Muzakki (15), adik bungsu mereka, selamat karena saat kejadian tidak sedang berada di lokasi.

Kondisinya yang sedang sakit membuat ia beristirahat di asrama ketika musholla ambruk. Beberapa saat sebelum peristiwa terjadi, ia bahkan sempat menelepon ibunya untuk meminta dijenguk.

“Saya sangat bersyukur. Andai waktu itu anak saya ikut shalat berjamaah, mungkin ceritanya akan lain,” ungkap Zainab, ibunda Muzakki, penuh haru.

Meski sempat menjadi korban dan mengalami luka, keempat bersaudara ini menegaskan niat mereka untuk kembali belajar di Pondok Pesantren Al Khoziny setelah situasi memungkinkan.

Pemerintah Kabupaten Probolinggo melalui pihak Kecamatan Wonomerto juga menyatakan komitmennya untuk mendampingi proses pemulihan para santri tersebut.

“Kami terus memantau kondisi keempat santri asal wilayah kami dan berkoordinasi dengan keluarga serta pihak pesantren agar mereka mendapatkan perawatan terbaik,” ujar Iswahyudi, Sekretaris Camat Wonomerto.

Sebagaimana diketahui, operasi pencarian dan evakuasi korban yang dilakukan oleh Kantor SAR Surabaya resmi ditutup pada Selasa (7/10/2025).

Dalam tragedi runtuhnya musholla Ponpes Al Khoziny tersebut, sedikitnya 63 korban meninggal dunia berhasil ditemukan, termasuk enam bagian tubuh yang teridentifikasi di lokasi kejadian.

07/10/2025

DVI Polda Jatim Berhasil Identifikasi 17 Korban Robohnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

 


Surabaya, (Onenewsjatim) –
Kepolisian Daerah Jawa Timur memastikan proses identifikasi korban robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, terus berjalan maksimal. 

Hingga Senin (6/10/2025), tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim telah berhasil mengidentifikasi 17 korban dari total 59 kantong jenazah yang diterima di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, menyampaikan bahwa seluruh proses identifikasi dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan empati.

“Pertama-tama, izinkan kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang terjadi di Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo,” ungkap Kombes Pol Abast di Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya.

Ia menjelaskan, tim identifikasi melibatkan banyak pihak, antara lain Biddokkes Polda Jatim, Pusdokkes Polri, RS Bhayangkara Surabaya, Inafis, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, serta para ahli dari Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).

“Kegiatan ini melibatkan banyak unsur dan para ahli yang bekerja selama 24 jam penuh dengan semangat kemanusiaan. Kami ingin seluruh jenazah dapat dikenali dan diserahkan kepada keluarganya secepat mungkin,” jelasnya.

Menurut Abast, proses identifikasi dilakukan di dua lokasi, yakni posko antemortem di Ponpes Al Khoziny Buduran dan posko postmortem di RS Bhayangkara Surabaya.

“Kami berterima kasih kepada keluarga korban, relawan, dan seluruh tim yang bekerja dengan sabar dan empati. Semoga kerja keras ini menjadi bentuk tanggung jawab dan solidaritas kita dalam menjaga nilai kemanusiaan di tengah duka yang mendalam,” tutupnya.

Kantong Jenazah Capai 59, Sebagian Tubuh Tidak Utuh

Sementara itu, Kabid DVI Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Wahyu Hidayati, menjelaskan bahwa beberapa kantong jenazah tidak berisi tubuh yang utuh.

“Dari hasil rekonsiliasi, ditemukan bahwa ada tubuh yang terpisah antara badan dan kaki. Setelah dicocokkan dengan data keluarga, dua kantong tersebut dipastikan merupakan bagian dari satu orang,” jelas Kombes Pol Wahyu.

Ia menegaskan bahwa total keseluruhan kantong jenazah yang diterima tim DVI berjumlah 59 kantong.

“Dari lokasi Sidoarjo, kami menerima lima kantong, dan dari RS Bhayangkara Surabaya ada 54 kantong. Sebelumnya sempat ada perbedaan perhitungan karena satu korban memiliki dua nomor kantong. Kini kami pastikan total tetap 59,” tegasnya.

Wahyu menambahkan, proses identifikasi masih terus berlanjut dengan mencocokkan data antemortem (data sebelum kematian) dan postmortem (data setelah kematian) untuk memastikan identitas korban secara ilmiah dan akurat.

Tim DVI Terus Lakukan Pendalaman

Dari hasil identifikasi sementara, seluruh korban yang telah teridentifikasi merupakan santri Ponpes Al Khoziny. Tim DVI terus melakukan pendalaman terhadap sisa kantong jenazah yang belum teridentifikasi dengan berbagai metode ilmiah, termasuk pemeriksaan sidik jari, gigi, DNA, serta properti pribadi.

Polda Jatim memastikan seluruh proses berjalan secara profesional dan transparan agar para keluarga korban mendapatkan kepastian identitas anggota keluarganya. (Red)


05/10/2025

Tim DVI Polda Jatim Berhasil Identifikasi Tiga Jenazah Korban Robohnya Ponpes Al-Khoziny


Surabaya, (Onenewsjatim) –
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur kembali mengumumkan perkembangan hasil identifikasi korban robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Hingga Sabtu malam (4/10/2025), tiga jenazah kembali berhasil diidentifikasi.

Hal tersebut disampaikan oleh Kabiddokkes Polda Jatim, Kombes Pol. Dr. dr. Mohammad Khusnan Marzuki, dalam keterangan resminya di Posko Post Mortem RS Bhayangkara Polda Jatim.

Menurut Kombes Pol Khusnan, seluruh proses identifikasi dilakukan secara cermat dengan metode pemeriksaan medis, odontologi (gigi), sidik jari, serta pencocokan properti korban dengan data ante mortem dari keluarga.

“Tim DVI Polda Jatim berhasil mengidentifikasi tiga jenazah yang baru dievakuasi,” ujar Kombes Pol Khusnan, Sabtu malam (4/10/2025).

Adapun tiga jenazah yang telah teridentifikasi yaitu:

PM RSB B002, teridentifikasi melalui pemeriksaan gigi, medis, dan properti, sesuai dengan data ante mortem nomor 036 atas nama Firman Nur (16), warga Tembok Lor 3/8A, Surabaya.

PM RSB B003, teridentifikasi melalui pemeriksaan medis dan properti, sesuai dengan data ante mortem AM 007 atas nama Muhammad Azka Ibadurrahman (13), warga Jalan Randu Indah Nomor 14, Kenjeran, Surabaya.

PM RSB B006, teridentifikasi melalui sidik jari, gigi, medis, dan properti, sesuai dengan data ante mortem AM 019 atas nama Daul Milal (15), warga Sidokapasan Gang 8 Nomor 18, Surabaya.

Dengan tambahan tiga jenazah tersebut, total delapan dari 17 jenazah telah berhasil diidentifikasi oleh tim DVI hingga Sabtu malam. Selain itu, ditemukan satu body part di lokasi reruntuhan.

“Operasi DVI masih terus berjalan. Tim kami masih melakukan pendalaman data ante mortem dan post mortem untuk memastikan seluruh korban dapat teridentifikasi dengan pasti,” jelas Kombes Khusnan.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa proses identifikasi ini melibatkan Pusdokkes Polri, tim Inafis Polda Jatim, serta Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).

Terkait proses penyerahan jenazah, pihaknya memastikan seluruh jenazah yang telah teridentifikasi akan diserahkan malam ini juga kepada keluarga masing-masing.

“Kami akan serahkan malam ini juga, karena tentu keluarga sangat menghendaki agar segera dapat membawa pulang almarhum. Kami turut berduka cita yang mendalam, semoga arwah adik-adik kita diterima di sisi Allah SWT,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk temuan body part berupa kaki kanan, Kombes Khusnan menjelaskan bahwa bagian tubuh tersebut belum dihitung sebagai satu jenazah.

“Besok pagi sekitar pukul 08.00, kami akan kirim sampel DNA ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hasil DNA ini akan menentukan kecocokan dengan data ante mortem yang ada,” tegasnya.

Dari total 18 kantong jenazah yang diterima tim DVI Polda Jatim, terdiri atas 17 jenazah utuh dan satu body part. Hingga kini, delapan korban telah teridentifikasi, dan proses identifikasi akan terus dilanjutkan hingga seluruh korban dapat diketahui identitasnya secara pasti. (Red)


03/10/2025

Kapolda Jatim Pastikan Evakuasi Korban Robohnya Ponpes Al Khoziny Berlangsung 24 Jam


Sidoarjo, (Onenewsjatim)
- Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Drs.Nanang Avianto M.Si bersama Pejabat Utama (PJU) Polda Jatim meninjau langsung proses evakuasi korban yang masih tertimbun reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, pada Jumat (3/10/2025).

Dalam keterangannya, Kapolda Jatim menyebutkan bahwa hingga saat ini di posko Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Surabaya, sudah ada Lima jenazah yang berhasil diidentifikasi.

Namun, proses pendataan masih terus dilakukan untuk memastikan identitas korban.

“Sudah ada lima jenazah yang dilaksanakan identifikasi, tinggal menunggu hasilnya supaya jelas identitasnya,” ujar Irjen Pol Nanang.

Kapolda Jatim menegaskan, proses pencarian dilakukan tanpa henti selama 24 jam dengan dukungan penuh personel, peralatan, hingga tenaga ahli konstruksi.

“Kami bagi dalam tiga klaster, yakni santri, pengurus pesantren, serta pegawai yang terlibat dalam renovasi pembangunan gedung. Dari data awal, ada 58 orang yang belum diketahui keberadaannya. Tadi lima di antaranya sudah ditemukan,” jelas Irjen Nanang.

Untuk memastikan keamanan, Polda Jatim juga melibatkan ahli konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) serta Kementerian PUPR.

Hal ini diperlukan agar evakuasi dilakukan secara hati-hati, mengingat kondisi bangunan yang rawan runtuh.

“Pemindahan puing tidak bisa sembarangan, karena ada jenazah yang sudah kami profiling di dalamnya,” tambah Irjen Pol Nanang.

Kapolda Jatim menjelaskan bahwa saat ini fokus utama adalah pencarian korban dan penanganan kemanusiaan, bukan pada aspek hukum.

“Dari waktu kejadian hingga sekarang memang sudah melewati fase golden time, namun kami tetap melanjutkan evakuasi hingga semua korban ditemukan,"ujar Kapolda Jatim.

Untuk penyelidikan penyebab runtuhnya bangunan,lanjut Kapolda Jatim akan dilakukan setelah proses kemanusiaan selesai.

Terkait dugaan adanya kelalaian konstruksi, Irjen Pol Nanang menegaskan bahwa hal itu masih perlu diteliti oleh para ahli.

“Indikasi awal penyebab runtuh nanti akan dijelaskan oleh tenaga ahli agar valid secara ilmiah. Jadi, sabar dulu, kita selesaikan evakuasi korban,” pungkas Kapolda Jatim.

Saat ini, Polda Jatim telah menyiapkan posko data identitas korban untuk memudahkan proses pendataan, baik yang sudah kembali, diamankan di lokasi, maupun yang masih dalam pencarian.

Proses evakuasi pun terus berlangsung dengan mengedepankan koordinasi pihak yang terlibat dalam penanganan. (red)

Tim DVI Polda Jatim Tangani Lima Jenazah Baru Korban Ponpes Al-Khoziny


Sidoarjo, (Onenewsjatim)
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Drs. Nanang Avianto,M.Si bersama Pejabat Utama (PJU) Polda Jatim meninjau proses identifikasi korban robohnya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo,Jumat (3/10/2025).

Indentifikasi dilakukan secara intensif di posko Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Surabaya.

Menurut Kapolda Jatim, Irjen Pol Nanang Avianto, pendataan korban dibagi ke dalam Tiga kluster, yakni santri, pengurus pesantren, serta pekerja bangunan.

“Data santri dan pengurus sudah mulai terkumpul, namun untuk pekerja bangunan kita masih menelusuri siapa yang bertanggung jawab, termasuk mencari pimpinan proyeknya,” ungkap Irjen Pol Nanang.

Kapolda Jatim menjelaskan, sejak hari pertama pascakejadian, prioritas utama aparat gabungan adalah melakukan penyelamatan korban.

“Selama Tiga hari masa golden time, kita berhasil menyelamatkan Satu korban dalam kondisi hidup, sementara Enam lainnya ditemukan meninggal dunia," ujar Irjen Nanang.

Setelah masa kritis itu lewat, lanjut Kapolda Jatim sesuai SOP Basarnas, fokus beralih pada pembersihan material agar alat berat bisa masuk.

Dalam proses evakuasi, tim SAR gabungan dari Kepolisian dan relawan menghadapi kendala karena struktur bangunan yang roboh mencapai Empat lantai dan menimpa banyak penghuni di waktu bersamaan.

“Kemarin terdata masih ada 58 orang yang belum diketahui keberadaannya. Hari ini ada tambahan Lima jenazah yang ditemukan, dan saat ini sedang dalam proses identifikasi di RS Bhayangkara,” terang Kapolda Jatim.

Untuk mempercepat penanganan, Polda Jatim bekerja sama dengan ahli konstruksi dari ITS dan Kementerian PUPR.

Tim ahli membantu memberikan masukan terkait teknis pemindahan bongkahan bangunan agar proses evakuasi berjalan aman dan efektif.

Irjen Pol Nanang juga menekankan pentingnya pembelajaran dari tragedi ini.

“Ini menjadi pelajaran berharga bahwa pembangunan apapun harus sesuai spesifikasi teknis dan memiliki izin yang lengkap. Jangan sampai peristiwa seperti ini terulang kembali,” tegas Kapolda Jatim.

Sementara itu, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim telah menyiapkan seluruh peralatan medis dan forensik di RS Bhayangkara Surabaya untuk memastikan identitas para korban.

Identifikasi dilakukan melalui sidik jari, pemeriksaan retina, tes DNA, hingga kecocokan properti dan pakaian yang dikenakan korban.

“Kami sedang menangani Lima jenazah baru yang ditemukan. Proses identifikasi ini penting agar keluarga yang menunggu kepastian bisa segera mendapatkan kejelasan,” kata Kapolda Jatim.

Irjen Pol Nanang juga memastikan, setiap perkembangan data korban akan terus diperbarui dan disampaikan melalui posko maupun media.

“Kami bekerja maksimal, dan teman-teman media juga bisa membantu menyampaikan informasi agar keluarga korban tidak terus diliputi ketidakpastian,” pungkas Irjen Pol Nanang. (Red)

Tiga Jenazah Kembali Ditemukan di Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny, Total 13 Korban Meninggal


Sidoarjo, (Onenewsjatim)
– Tim SAR gabungan kembali menemukan tiga jenazah korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, pada Jumat (3/10/2025) petang. Penemuan tersebut menambah jumlah korban meninggal dunia menjadi 13 orang.

Kepala Kantor Basarnas Surabaya, Nanang Sigit, mengatakan bahwa ketiga korban berhasil ditemukan secara beruntun dalam selang waktu yang berdekatan.

“Korban ditemukan pada pukul 17.15, 17.20, dan 17.30 WIB. Dengan tambahan ini, total korban yang dievakuasi hari ini menjadi delapan orang. Secara keseluruhan, sudah 116 korban berhasil dievakuasi,” ujarnya saat memberikan keterangan.

Menurut Nanang, ketiga jenazah ditemukan di sektor A3, dekat sektor A2, tidak jauh dari titik penemuan sebelumnya. Ia menyebut kondisi tubuh korban masih utuh meski terlihat mengalami pembengkakan.

“Proses evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati. Setiap kali tubuh korban terlihat, alat berat dihentikan sementara agar evakuasi bisa dilakukan secara manual. Alat berat tidak digunakan membongkar seluruh puing sekaligus, melainkan hanya membuka akses menuju titik korban,” jelasnya.

Hingga saat ini, proses pembersihan material reruntuhan diperkirakan sudah mencapai 50 persen. Upaya pencarian korban dilakukan dengan kombinasi penggunaan alat berat dan metode manual, menyesuaikan kondisi lapangan.

Nanang menambahkan, operasi pencarian masih akan terus dilanjutkan selama 24 jam ke depan. Ia memperkirakan keseluruhan operasi pencarian dapat dituntaskan pada Sabtu (4/10/2025) sore.

Berbagai peralatan khusus turut dikerahkan dalam operasi ini, antara lain search cam flexible Olympus, Xaver 400 wall scanner, hingga multi search leader. Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkuat dukungan dengan logistik dan perlengkapan, termasuk 200 kantong jenazah, 250 set alat pelindung diri (APD), serta alat berat seperti crane, excavator breaker, truk jungkit, dan mobil ambulans.

“Operasi masih terus kami lakukan secara maksimal. Harapan kami, seluruh korban bisa segera ditemukan sehingga proses pencarian dapat segera dituntaskan,” tegas Nanang. (Red)

29/09/2025

Santri Ponpes di Lumajang Alami Gangguan Pencernaan Parah Usai Minum Cairan HCL



Lumajang, (Onenewsjatim)
– Seorang santri bernama Dewangga Eza Naufal Al Yusen (13), asal Pondok Pesantren (Ponpes) Asy-Syarifiy 01, Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, harus menjalani perawatan intensif setelah diduga dipaksa meminum larutan Hydrochloric Acid (HCL).

Peristiwa nahas tersebut terjadi pada 10 Juli 2025. Dewangga diduga dipaksa oleh teman sesama santri untuk menenggak cairan HCL yang dimasukkan ke dalam botol minuman bersoda.

Ratna Purwati, ibu korban, mengungkapkan, peristiwa itu bermula saat anaknya selesai menjalani piket pondok dan merasa kehausan. Saat itulah, ia bertemu dengan pelaku yang membawa botol minuman berisi larutan HCL.

“Anak saya ini habis piket, haus, lalu melihat temannya membawa minuman. Ditanya itu minuman apa, dijawab sama si pelaku kalau itu minuman dari ibu-ibu. Akhirnya diminum anak saya. Tidak lama kemudian, langsung panas dan muntah mengeluarkan cairan hitam,” tutur Ratna, Senin (29/9/2025).

Ratna menambahkan, bukan hanya Dewangga yang sempat ditawari. Ada dua santri lain yang juga ditawari minuman tersebut. Satu menolak, sementara satu lainnya sempat ikut minum namun tidak mengalami kondisi separah putranya.

“Yang parah itu anak saya, langsung panas, muntah, dan keluar cairan hitam. Sementara pelaku justru tertawa ketika melihat anak saya kesakitan,” imbuhnya.

Sementara itu, Dewan Pengasuh Ponpes Asy-Syarifiy 01, Ahmad Syaifuddin Amin, membenarkan bahwa cairan HCL tersebut diambil dari gudang penyimpanan oleh pelaku.

“Awalnya itu keisengan pelaku. Cairan HCL sebenarnya tersimpan rapi di gudang, jauh dari tempat ngaji. Tapi diambil lalu dipindahkan ke botol minuman bersoda. Karena perbuatannya itu, pelaku sudah kami keluarkan dari pondok,” jelas Syaifuddin.

Ia menegaskan, pihak ponpes sudah melakukan mediasi dengan keluarga pelaku. Dan akhirnya santri pelaku dikeluarkan dari pondok.

“Kami sudah tidak bisa mentolerir tindakan ini. Mediasi sempat dilakukan, tapi karena tidak ada penyelesaian, akhirnya pelaku resmi kami keluarkan. Ini pelanggaran berat,” tegasnya.

Lebih lanjut, pihak ponpes memastikan tetap mendampingi korban hingga pulih.

“Setelah kejadian, korban langsung kami bawa ke rumah sakit. Saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah. Kondisinya hanya bisa menerima susu dan obat khusus. Kami tetap akan mengawal sampai pulih,” pungkasnya.

25/09/2025

Aksi Heroik Patwal Polda Jatim, Antar Ibu Melahirkan Saat Kawal Gubernur Khofifah


Surabaya, (DOC)
– Aksi humanis ditunjukkan anggota Patwal Ditlantas Polda Jatim saat mengawal Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Selasa (23/9/2025) sore. 

Dua anggota Patwal rela menghentikan pengawalan rombongan demi menolong seorang ibu yang melahirkan darurat di pinggir jalan.

Ibu tersebut adalah Sinta Bela Aizah (28), warga Jalan Kedondong Kidul, Surabaya. Ia mengaku tak menyangka akan melahirkan di luar prediksi, mengingat usia kandungannya baru menginjak 7 bulan.

“Saat itu saya bersama suami berhenti di Alfamart Jalan Kutai untuk membeli makanan. Tiba-tiba perut saya sakit, ternyata kontraksi, dan langsung melahirkan di halaman Alfamart,” kenang Sinta, Rabu (24/9/2025).

Dalam kondisi panik menunggu ambulans, tiba-tiba rombongan Patwal Ditlantas Polda Jatim yang sedang mengawal Gubernur Khofifah melintas. Melihat situasi darurat itu, petugas langsung berhenti dan memberikan pertolongan.

“Pak polisi tiba-tiba berhenti dan menawarkan bantuan. Saya dipindahkan ke mobil polisi lalu dibawa ke Rumah Sakit Mayapada. Kalau tidak ditolong, mungkin kondisinya bisa lebih parah. Saya sangat berterima kasih,” ungkap Sinta.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast membenarkan adanya peristiwa tersebut. Ia menyebut, tindakan anggota Patwal itu merupakan wujud kepekaan sosial meskipun sedang menjalankan tugas pengawalan pejabat.

“Kejadian Selasa sore di Jalan Kutai Surabaya, tepat di depan minimarket. Ada ibu-ibu yang melahirkan di pinggir jalan, dan anggota kami langsung sigap membantu,” jelas Kombes Abast.

Dua anggota Patwal yang terlibat adalah Aiptu Syaiful Anshori dan Bripda Bintang Mahesa. Keduanya bahkan sempat meminta izin langsung kepada Gubernur Khofifah sebelum mengantar Sinta ke rumah sakit.

“Alhamdulillah, ibu Gubernur mengizinkan dan sangat mendukung tindakan anggota. Keselamatan warga adalah prioritas,” tegas Abast.

Berkat bantuan sigap anggota Patwal, Sinta dan bayinya kini dalam kondisi selamat dan mendapat perawatan di Rumah Sakit Mayapada. (Tim)


22/09/2025

Polres Probolinggo Tetapkan Sopir Bus sebagai Tersangka Insiden Maut Bromo


Probolinggo, (Onenewsjatim) –
Polres Probolinggo resmi menetapkan sopir bus pariwisata sebagai tersangka dalam kecelakaan maut yang menewaskan sembilan orang dan melukai 43 penumpang rombongan RS Bina Sehat Jember di jalur Bromo, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, pada Minggu (14/9/2025).

Tersangka adalah Al Bahri (60), sopir bus pariwisata Inds88Trans, warga Desa Gladak Pakem, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. 

Penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik menggelar perkara dan memeriksa belasan saksi serta barang bukti.

Kapolres Probolinggo AKBP Wahyudi Latif menjelaskan, hasil penyelidikan mengungkap adanya kelalaian pengemudi dalam menguasai kendaraan. 

Sopir dinilai tidak memahami tata cara pengereman yang benar di medan menurun sehingga berulang kali melakukan pengereman yang memengaruhi sistem rem.

“Penetapan tersangka ini berdasarkan hasil pemeriksaan saksi dan barang bukti yang menunjukkan adanya kelalaian sopir dalam menguasai kendaraan. Pengereman berulang menyebabkan kecelakaan lalu lintas dengan korban jiwa sembilan orang dan puluhan orang luka-luka,” ujar AKBP Wahyudi Latif, Senin (22/9/2025).

Dalam proses penyidikan, polisi memeriksa sejumlah saksi, mulai dari kernet, tour leader, penumpang bus, warga di lokasi kejadian, hingga mekanik, pengurus unit bus, dan ahli transportasi.

Hasil investigasi Traffic Accident Analysis (TAA) Polda Jatim menunjukkan, bus melaju dengan kecepatan awal sekitar 82 km/jam sebelum kehilangan kendali. Bus sempat bergesekan dengan guardrail, lalu menabrak tebing, sepeda motor Honda Beat N-2856-OE, dan pagar tembok rumah warga.

“Dari analisa TAA, benturan bus terjadi sepanjang 60 meter hingga akhirnya berhenti. Tidak ditemukan jejak pengereman,” tambah Kapolres.

Akibat kecelakaan tersebut, delapan orang meninggal dunia di lokasi dan rumah sakit, disusul satu korban luka berat yang meninggal pada 16 September 2025. Total korban mencapai 52 orang, terdiri dari sembilan meninggal dunia dan 43 lainnya luka-luka.

Selain itu, polisi juga menyita sejumlah barang bukti, di antaranya bus pariwisata, STNK, SIM milik sopir, sepeda motor, serta dokumen terkait operasional kendaraan.

“Sopir bus sudah resmi ditetapkan sebagai tersangka dan akan mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum,” tegas AKBP Wahyudi Latif. (Imam)

19/09/2025

Polresta Banyuwangi Amankan Truk Bermuatan 2.000 Botol Arak Tujuan Malang


Banyuwangi, (Onenewsjatim) –
Upaya kepolisian dalam menekan peredaran minuman keras (miras) ilegal kembali membuahkan hasil.

Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyuwangi berhasil mengamankan sebuah truk bermuatan ribuan botol miras jenis arak yang hendak diselundupkan menuju Malang.

Penindakan dilakukan oleh Regu Perintis Presisi Satsamapta saat melaksanakan patroli hunting system di kawasan Jalan Gajah Mada, Banyuwangi, pada Kamis (18/9/2025) dini hari.

Kendaraan yang diamankan adalah truk Isuzu Elf putih bernomor polisi N-9498-EW yang dikemudikan oleh FF (23), warga Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.

Dari hasil pemeriksaan, petugas menemukan sebanyak 20 dus arak Bali yang dikemas dalam total 2.000 botol ukuran 600 mililiter. Ribuan botol miras tersebut diketahui tidak dilengkapi dokumen resmi.

Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, S.I.K., M.Si., M.H., membenarkan penindakan tersebut. Ia menjelaskan bahwa langkah itu merupakan hasil kewaspadaan petugas saat patroli rutin di jam rawan.

“Petugas mencurigai kendaraan yang melintas kemudian dilakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan ribuan botol arak Bali tanpa dokumen resmi yang akan dibawa ke wilayah Malang,” jelas Kombes Rama.

Saat ini, truk beserta sopir dan seluruh muatannya diamankan di Mapolresta Banyuwangi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Polisi juga masih menelusuri kemungkinan adanya jaringan distribusi miras ilegal lintas daerah.

“Kami amankan barang bukti sekaligus pengemudi untuk proses penyelidikan. Kasus ini akan terus kami kembangkan guna mengungkap jalur distribusi miras ilegal di wilayah Jawa Timur,” tegasnya.

Kapolresta Banyuwangi menegaskan, peredaran miras ilegal kerap menjadi salah satu pemicu tindak kriminalitas. Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen melakukan tindakan tegas demi menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.

“Peredaran miras sering kali menimbulkan gangguan kamtibmas. Kami akan terus melakukan patroli dan penindakan agar masyarakat Banyuwangi tetap aman dan kondusif,” pungkas Kombes Rama. (Tim)

Polda Jatim Ungkap 997 Pelaku Aksi Anarkis di 10 Kota, Kerugian Capai Rp 256 Miliar


Surabaya, (Onenewsjatim)
– Polda Jawa Timur merilis perkembangan penanganan kasus perusakan, penjarahan, dan pembakaran fasilitas umum yang terjadi dalam rangkaian aksi anarkis di sejumlah wilayah Jawa Timur. Konferensi pers digelar di Gedung Bidhumas Polda Jatim, Kamis (18/9/2025).

Kapolda Jatim Irjen Pol Drs. Nanang Avianto, M.Si., didampingi Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast serta Dirreskrimum Kombes Pol Widi Atmoko, memaparkan jumlah pelaku yang berhasil diamankan aparat sejak 29 Agustus hingga 16 September 2025.

“Total ada 997 orang yang diamankan, terdiri dari 582 orang dewasa dan 415 anak di bawah umur (ABH),” ujar Irjen Nanang.

Dari jumlah itu, 682 orang dipulangkan setelah dilakukan pendataan dan pembinaan, sedangkan 315 orang lainnya ditetapkan sebagai tersangka dan kini menjalani proses hukum.

Kapolda Jatim menegaskan, pihaknya memberi perhatian khusus terhadap pelaku anak.

 “Kami memilah dengan hati-hati, terutama terhadap anak-anak. Mereka kami kembalikan ke orang tua masing-masing agar mendapat pengawasan lebih baik,” jelasnya.

Ia juga menyoroti lemahnya pengawasan keluarga.

 “Banyak orang tua tidak mengetahui bahwa anak mereka ikut dalam aksi anarkis. Ini pembelajaran mahal bagi kita semua,” tambahnya.

Kerugian Fantastis Rp 256 Miliar

Aksi brutal massa tidak hanya menimbulkan korban luka, tetapi juga kerugian besar. Data Polda Jatim mencatat 111 warga sipil, 105 personel Polri, dan 12 anggota TNI mengalami luka-luka akibat lemparan batu, bom molotov, hingga serangan fisik.

Sementara itu, kerugian material akibat perusakan fasilitas umum ditaksir mencapai Rp 256 miliar. 

“Rp 42,2 miliar merupakan kerugian institusi Polri, sementara Rp 214,1 miliar ditanggung pemerintah daerah. Dana sebesar itu seharusnya bisa untuk pembangunan masyarakat, bukan memperbaiki fasilitas rusak,” tegas Kapolda Jatim.

Empat Wilayah Fokus

Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Widi Atmoko menjelaskan, pengungkapan kasus dipusatkan di empat wilayah besar: Polresta Sidoarjo, Polresta Malang Kota, Polres Kediri Kota, dan Polres Jember.

Polresta Sidoarjo: 40 orang diamankan (12 dewasa, 28 anak). Sebanyak 18 orang ditetapkan tersangka. Aksi terjadi di Pos Polisi Waru dengan penyerangan, pelemparan batu, hingga percobaan pembakaran petugas. Barang bukti antara lain buku paham anarkisme, batu, motor, dan handphone.

Polresta Malang Kota: 61 orang diamankan (40 dewasa, 21 anak), 18 di antaranya tersangka. Massa merusak Mapolresta, pos lalu lintas, dan DPRD Kota Malang dengan bom molotov.

Polres Kediri Kota: 71 orang diamankan (44 dewasa, 27 anak), 49 jadi tersangka. Massa menjarah kantor DPRD dan mencuri motor dinas hingga tiang bendera. Dua tersangka diketahui terkait kelompok anarkis dari luar daerah.

Polres Jember: 7 orang ditangkap (5 dewasa, 2 anak) usai merusak pos pantau Satlantas dengan bom molotov.

Tindak Tegas, Buru Aktor Intelektual

Para pelaku dijerat pasal berlapis, mulai dari Pasal 406 KUHP (perusakan), Pasal 170 KUHP (kekerasan bersama), Pasal 187 KUHP (pembakaran), hingga UU Darurat No. 12 Tahun 1951 tentang senjata api dan bahan peledak, serta UU ITE terkait provokasi di media sosial.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, memastikan pihaknya tak berhenti pada pelaku lapangan.

 “Kami juga memburu aktor intelektual di balik kerusuhan ini. Jejak digital tidak bisa dihapus, dan tim kami sudah mengantongi sejumlah bukti,” tegasnya.

Kapolda Jatim pun mengimbau masyarakat agar lebih bijak menyikapi informasi di media sosial.

 “Mari kita jaga Jawa Timur tetap aman. Jangan mudah terprovokasi. Bila ada informasi meresahkan,segera laporkan ke pihak berwenang,” pungkasnya.


© Copyright 2024 Onenewsjatim | All Right Reserved